Khotbah Keluaran 6 : 1 -7
Tema:TUHAN Berperkara dalam Persoalan Kita
Pdt. Jusuf Hutapea
A. Pendahuluan:
Yehovah (TUHAN) menandaskan ada dua
alasan bagi-Nya untuk mengeluarkan umat Israel dari Mesir, yaitu: Pertama, Yahweh telah mengadakan
perjanjian (Ibr. Karat berit) dengan
nenek moyang Israel (Abraham – Ishak dan Yakub), bahwa tanah Kanaan akan
diberikan kepada keturunan mereka (Israel). Kedua,
Yahweh mendengar seruan umat Israel yang telah diperbudak di Mesir.
Mengadakan
perjanjian (karat berit) berarti
TUHAN sedang mengikatkan diri terhadap suatu kewajiban yang harus dilakukan dan
dipenuhi. Perjanjian itu sesuai dengan kehendak/kesepakatan dua pihak yang
berjanji (pihak Allah dan pihak manusia). Yang paling banyak berjanji adalah
pihak Allah kepada pihak manusia (Abraham, Ishak dan Yakub), misalnya dalam
Kejadian 12; 15; 17; 22. Isi janji Allah adalah akan memberkati Abraham dan
keturunannya, Allah akan memberikan Tahan Kanaan kepada keturunannya. Dalam
perikop ini (Kel. 6 : 1 – 7) berbicara tentang bagaimana Allah akan
merealisasikan janji-Nya melalui berita pembebasan Israel dari Mesir.
B. Penjelasan Nas
I. TUHAN adalah Mahakuasa Mampu Membebaskan Yang Tertindas (ay. 1-2)
Allah yang Mahakuasa, bahasa Ibraninya adalah El-Shadday. Arti dan asal kata memang
kurang jelas, namun kata shadday diterjemahkan
oleh penerjemah Alkitab Yang Mahakuasa,
karena lebih mendekati pemikiran yang sesungguhnya dari kata shadday. Mungkin nama “Yehovah” (TUHAN) tidak dikenal oleh
Abraham, Ishak dan Yakub (nenek moyang Israel), karena dalam ayat 2 dikatakan
dengan nama-Ku “Yehovah” Aku belum
menyatakan diri. Namun kepada Israel melalui Musa, Dia mengatakan Akulah
“Yehovah” atau TUHAN (ay.1), Yehovah yang dimaksud adalah juga El-Shadday atau Allah yang Mahakuasa
yang sudah menyatakan diri sebelumnya kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Penekanannya adalah mempertegas bahwa Dia adalah Yehovah yang Mahakuasa (El-Shadday)
akan membebaskan Israel dari tekanan, tindasan, dan perbudakan Mesir.
Melalui penekanan ini mereka akan mengenal sifat Yehovah yang Mahakuasa akan membebaskan
mereka keluar dari perbudakan Mesir. Sekalipun Mesir berkuasa atas mereka,
namun Yehovah yang lebih berkuasa dan mampu memberi kebebasan karena sifatnya
yang Mahakuasa.
II. Allah Selalu Setia Menepati Janji-Nya (ay. 3-4)
Penebusan
Israel didasarkan pada perjanian (kovenant)
Allah dengan para leluhur Israel dan penebusan adalah penggenapan perjanjian
tersebut. Allah itu adalah TUHAN yang dapat dipercaya, setia dan setiap
janji-Nya adalah benar. Setiap perkataan-Nya dan janji-Nya tidak ditelan oleh
waktu dan zaman. Dia mengasihi dari generasi ke generasi. Meskipun TUHAN
menyatakan janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, namun TUHAN tidak pernah
melupakan atau berdalih untuk tidak menapati janji-Nya. Karena TUHAN telah mengikatkan
diri-Nya sendiri terhadap perjanjian dengan manusia sehingga generasi demi
generasi dapat menikmati kasih karunia TUHAN. Karena perjanjian ini jugalah
TUHAN membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dan bukan karena kebaikan
Israel.
III. Tuhan Akan Memulihkan Penderitaan Umat-Nya (ay. 5-7)
Perderitaan
Isreal bukan hanya persoalan Israel tetapi juga adalah persoalan TUHAN.
Pengulangan kata “Yehovah” (TUHAN) dalam teks ini menjelaskan bahwa persoalan
dan penderitaan Israel merupakan perkara TUHAN dan Dia sendiri akan menyelesaikan-Nya
dengan cara-Nya. Nama dan pribadi TUHAN sebagai taruhan atas pembebasan Israel
dari tanah Mesir.
TUHAN
akan memulihan penderitaan Israel.
Pemulihan itu didasarkan atas perjanjian dengan leluhur Israel dan penebusan
adalah penggenapan perjanjian tersebut. Menebus, kata Ibrani berarti “mendapat
kembali” dan “memulihkan hak-haknya”. Status Isarel sebagai budak akan dihapus.
Mereka juga akan mendapat hak-haknya kembali sebagai umat perjanjian dan bukan
lagi sebagai hamba/budak Mesir. Bahkan dalam ayat 6 dikatakan bahwa TUHAN akan
mengangkat mereka menjadi umat-Nya, istilah yang lebih dekat ke teks aslinya
adalah, Yehovah akan mengadopsi
mereka menjadi umat kepunyaan Allah sendiri. Inilah yang dimaksud penebusan dan pemulihan
TUHAN, status dan hak-haknya dipulihkan.
C. REFLEKSI
TUHAN
bukan sebagai penonton dalam setiap penderitaan kita, namun Dia adalah pemeran
utama untuk menyelesaikan persoalan kita. Dalam setiap kesulitan kita,
sebenarnya tanpa kita sadari Allah sedang merencanakan dan mengerjakan
pembebasan (bnd. 1 Kor 10:13). Dia selalu berusaha membebaskan kita dari kuasa
dunia yang sering menghampiri dan menawan kita, dia juga selalu bekerja untuk
membebaskan kita dari penderitaan demi penderitaan kita. Baik pederitaan
ditengah-tengah keluarga, pekerjaan, ekonomi bahkan tekanan yang sedang
merorong kehidupan kita. Sejenak kita merenungkan, bahwa dalam setiap persoalan
kita, ingatlah bahwa kita tidak pernah sendirian. Pahamilah bahwa bukan kita
pemeran utama dalam menyelesaikan persolan kita, namun Dia adalah TUHAN telah
mempertaruhkan nama-Nya dan pribadiNya untuk menyelesaikan persolan kita. Ingat
jangan melihat persolan kita terlalu besar, namun ingatlah bahwa TUHAN lebih
besar dari persolan yang kita hadapi, dengan demikian kita akan selalu
mempunyai pengharapan kepada Dia untuk membebaskan, menolong dan memberkati
kita. Tidak ada persoalan yang terlalu sulit dan teralu besar bagi TUHAN. Rasul
Paulus pernah berkata, “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberikan kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). Amin.
No comments:
Post a Comment