Search This Blog

Thursday, 18 October 2018

Khotbah Keluaran 6: 1 - 7

Khotbah Keluaran 6 : 1 -7

Tema:TUHAN Berperkara dalam Persoalan Kita
Pdt. Jusuf Hutapea

A. Pendahuluan:
         Yehovah (TUHAN) menandaskan ada dua alasan bagi-Nya untuk mengeluarkan umat Israel dari Mesir, yaitu: Pertama, Yahweh telah mengadakan perjanjian (Ibr. Karat berit) dengan nenek moyang Israel (Abraham – Ishak dan Yakub), bahwa tanah Kanaan akan diberikan kepada keturunan mereka (Israel). Kedua, Yahweh mendengar seruan umat Israel yang telah diperbudak di Mesir.
         Mengadakan perjanjian (karat berit) berarti TUHAN sedang mengikatkan diri terhadap suatu kewajiban yang harus dilakukan dan dipenuhi. Perjanjian itu sesuai dengan kehendak/kesepakatan dua pihak yang berjanji (pihak Allah dan pihak manusia). Yang paling banyak berjanji adalah pihak Allah kepada pihak manusia (Abraham, Ishak dan Yakub), misalnya dalam Kejadian 12; 15; 17; 22. Isi janji Allah adalah akan memberkati Abraham dan keturunannya, Allah akan memberikan Tahan Kanaan kepada keturunannya. Dalam perikop ini (Kel. 6 : 1 – 7) berbicara tentang bagaimana Allah akan merealisasikan janji-Nya melalui berita pembebasan Israel dari Mesir.

B. Penjelasan Nas
I. TUHAN adalah Mahakuasa Mampu Membebaskan Yang Tertindas (ay. 1-2)
         Allah yang Mahakuasa, bahasa Ibraninya adalah El-Shadday. Arti dan asal kata memang kurang jelas, namun kata shadday diterjemahkan oleh penerjemah Alkitab Yang Mahakuasa, karena lebih mendekati pemikiran yang sesungguhnya dari kata shadday. Mungkin nama “Yehovah” (TUHAN) tidak dikenal oleh Abraham, Ishak dan Yakub (nenek moyang Israel), karena dalam ayat 2 dikatakan dengan nama-Ku “Yehovah” Aku belum menyatakan diri. Namun kepada Israel melalui Musa, Dia mengatakan Akulah “Yehovah” atau TUHAN (ay.1), Yehovah yang dimaksud adalah juga El-Shadday atau Allah yang Mahakuasa yang sudah menyatakan diri sebelumnya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Penekanannya adalah mempertegas bahwa Dia adalah Yehovah yang Mahakuasa (El-Shadday) akan membebaskan Israel dari tekanan, tindasan, dan perbudakan Mesir. Melalui penekanan ini mereka akan mengenal sifat Yehovah yang Mahakuasa akan membebaskan mereka keluar dari perbudakan Mesir. Sekalipun Mesir berkuasa atas mereka, namun Yehovah yang lebih berkuasa dan mampu memberi kebebasan karena sifatnya yang Mahakuasa.

II. Allah Selalu Setia Menepati Janji-Nya (ay. 3-4)
          Penebusan Israel didasarkan pada perjanian (kovenant) Allah dengan para leluhur Israel dan penebusan adalah penggenapan perjanjian tersebut. Allah itu adalah TUHAN yang dapat dipercaya, setia dan setiap janji-Nya adalah benar. Setiap perkataan-Nya dan janji-Nya tidak ditelan oleh waktu dan zaman. Dia mengasihi dari generasi ke generasi. Meskipun TUHAN menyatakan janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, namun TUHAN tidak pernah melupakan atau berdalih untuk tidak menapati janji-Nya. Karena TUHAN telah mengikatkan diri-Nya sendiri terhadap perjanjian dengan manusia sehingga generasi demi generasi dapat menikmati kasih karunia TUHAN. Karena perjanjian ini jugalah TUHAN membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dan bukan karena kebaikan Israel.

III. Tuhan Akan Memulihkan Penderitaan Umat-Nya (ay. 5-7)
         Perderitaan Isreal bukan hanya persoalan Israel tetapi juga adalah persoalan TUHAN. Pengulangan kata “Yehovah” (TUHAN) dalam teks ini menjelaskan bahwa persoalan dan penderitaan Israel merupakan perkara TUHAN dan Dia sendiri akan menyelesaikan-Nya dengan cara-Nya. Nama dan pribadi TUHAN sebagai taruhan atas pembebasan Israel dari tanah Mesir.
         TUHAN akan  memulihan penderitaan Israel. Pemulihan itu didasarkan atas perjanjian dengan leluhur Israel dan penebusan adalah penggenapan perjanjian tersebut. Menebus, kata Ibrani berarti “mendapat kembali” dan “memulihkan hak-haknya”. Status Isarel sebagai budak akan dihapus. Mereka juga akan mendapat hak-haknya kembali sebagai umat perjanjian dan bukan lagi sebagai hamba/budak Mesir. Bahkan dalam ayat 6 dikatakan bahwa TUHAN akan mengangkat mereka menjadi umat-Nya, istilah yang lebih dekat ke teks aslinya adalah, Yehovah akan mengadopsi mereka menjadi umat kepunyaan Allah sendiri. Inilah yang dimaksud penebusan dan pemulihan TUHAN, status dan hak-haknya dipulihkan.

C. REFLEKSI
            TUHAN bukan sebagai penonton dalam setiap penderitaan kita, namun Dia adalah pemeran utama untuk menyelesaikan persoalan kita. Dalam setiap kesulitan kita, sebenarnya tanpa kita sadari Allah sedang merencanakan dan mengerjakan pembebasan (bnd. 1 Kor 10:13). Dia selalu berusaha membebaskan kita dari kuasa dunia yang sering menghampiri dan menawan kita, dia juga selalu bekerja untuk membebaskan kita dari penderitaan demi penderitaan kita. Baik pederitaan ditengah-tengah keluarga, pekerjaan, ekonomi bahkan tekanan yang sedang merorong kehidupan kita. Sejenak kita merenungkan, bahwa dalam setiap persoalan kita, ingatlah bahwa kita tidak pernah sendirian. Pahamilah bahwa bukan kita pemeran utama dalam menyelesaikan persolan kita, namun Dia adalah TUHAN telah mempertaruhkan nama-Nya dan pribadiNya untuk menyelesaikan persolan kita. Ingat jangan melihat persolan kita terlalu besar, namun ingatlah bahwa TUHAN lebih besar dari persolan yang kita hadapi, dengan demikian kita akan selalu mempunyai pengharapan kepada Dia untuk membebaskan, menolong dan memberkati kita. Tidak ada persoalan yang terlalu sulit dan teralu besar bagi TUHAN. Rasul Paulus pernah berkata, “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). Amin.

No comments:

Post a Comment

Jagalah Hatimu